RS. YARSI

EEG

EEG

 

Electroencephalography (EEG)?

Electroencephalography (EEG) atau pemeriksaan electroencephalography adalah alat yang berfungsi untuk mempelajari gambar dari rekaman aktivitas listrik di otak, termasuk teknik perekaman EEG dan interpretasinya.

Pemeriksaan EEG berguna untuk mendeteksi aktivitas listrik di otak dengan menggunakan cakram logam kecil (elektroda) yang dilekatkan pada kulit kepala. Sel otak berkomunikasi melalui impuls listrik dan aktif setiap saat, bahkan ketika sedang tidur. Aktivitas ini kemudian ditampilkan sebagai garis bergelombang pada rekaman EEG.

Pemeriksaan EEG adalah salah satu tes diagnostik utama untuk epilepsi. Pemeriksaan ini juga dapat berperan dalam mendiagnosis gangguan otak lainnya. Mendapatkan rekaman EEG yang baik dan benar adalah salah satu dari tujuan utama dari pemeriksaan EEG, selain interpretasi yang benar.

EEG adalah alat untuk menunjang tegaknya diagnosis, selama dapat memperoleh rekaman yang baik dan benar. Rekaman yang tidak baik justru akan menyesatkan tegaknya diagnosis. Oleh karena itu, ada pepatah yang mengatakan, “Bad EEG is worse than no EEG at all”.

Apa Saja Jenis Pemeriksaan Electroencephalography (EEG)?

Ada beberapa jenis pemeriksaan EEG ang perlu diketahui, yaitu:

1. Pemeriksaan EEG Rutin

Selama pemeriksaan ini, seseorang diminta untuk beristirahat dengan nyaman. Setelah itu, orang yang diperiksa diminta untuk membuka atau menutup mati selama beberapa saat. Beberapa orang juga diminta menarik dan menghembuskan napas dalam-dalam selama beberapa menit. Pemeriksaan ini berlangsung selama 20-40 menit.

2. EEG Terkait Masalah Tidur

Pemeriksaan ini dilakukan saat seseorang tidur untuk memastikan ada atau tidaknya gangguan tidur yang terjadi. Hal ini biasanya dilakukan jika pemeriksaan EEG rutin tidak memberikan informasi yang cukup terhadap masalah ini. Beberapa orang diminta untuk tidak tidur semalaman sebelum tes agar pemeriksaan bisa dilakukan.

3. EEG Rawat Jalan

Pemeriksaan ini dilakukan untuk memeriksa aktivitas otak sepanjang hari selama satu hari atau lebih. Elektroda dapat dipasang ke perekam EEG yang portabel dan kecil lalu dijepitkan ke pakaian. Setelah itu, kamu dapat melakukan aktivitas normal, tetapi perlu hindari sesuatu yang basah.

4. Telemetri Video

Pemeriksaan video EEG adalah jenis khusus yang seseorang diperiksa akan difilmkan saat pemeriksaan dilakukan. Ini dapat membantu untuk memberikan lebih banyak informasi pada aktivitas otak. Pemeriksaan biasanya dilakukan selama beberapa hari dilakukan di rumah sakit khusus.

5. Telemetri EEG Invasif

Pemeriksaan ini tidak umum dilakukan, tetapi berguna untuk memeriksa pembedahan yang dilakukan pada beberapa orang dengan epilepsi yang lebih kompleks. Hal ini harus dilakukan pembedahan untuk menempatkan elektroda langsung di otak untuk mengetahui penyebab kejang terjadi.

 

Kenapa Melakukan Pemeriksaan Electroencephalography (EEG)?

Pemeriksaan EEG dapat menentukan perubahan aktivitas otak yang mungkin berguna dalam mendiagnosis gangguan otak, terutama epilepsi atau gangguan kejang lainnya. EEG mungkin juga bermanfaat untuk mendiagnosis atau mengobati gangguan berikut:

  • Tumor otak.
  • Kerusakan otak akibat cedera kepala.
  • Disfungsi otak yang dapat memiliki berbagai penyebab (ensefalopati).
  • Peradangan otak (ensefalitis).
  • Trauma pada kepala.
  • Gangguan tidur.

Selain itu, pemeriksaan EEG juga dapat digunakan untuk mengkonfirmasi kematian otak pada seseorang yang koma persisten. Pemeriksaan EEG berkelanjutan digunakan untuk membantu menemukan tingkat anestesi yang tepat untuk seseorang yang koma dan diinduksi secara medis.

Apa Saja Risiko dari Pemeriksaan Electroencephalography (EEG)?

EEG termasuk pemeriksaan yang telah digunakan bertahun-tahun lamanya dan terbilang aman untuk dilakukan. Selama dilakukan, tes ini tidak menimbulkan ketidaknyamanan pada seseorang yang diperiksa serta tidak berisiko untuk menimbulkan sengatan listrik meskipun menggunakan elektroda.

Pada kasus yang jarang terjadi, pemeriksaan electroencephalography dapat menyebabkan kejang pada seseorang dengan gangguan kejang. Hal ini bisa disebabkan oleh lampu yang berkedip atau pernapasan dalam yang perlu dilakukan selama tes dilakukan. Maka dari itu, jika kamu memiliki gangguan kejang, ada baiknya beritahu ahli medis yang mengurus pemeriksaan tersebut sebelumnya.

Selain itu, ada juga beberapa faktor yang dapat mengganggu pembacaan dari pemeriksaan ini, seperti:

  • Gula darah rendah (hipoglikemia) saat berpuasa.
  • Gerakan tubuh atau mata selama tes yang berlebihan.
  • Penerangan, terutama lampu yang terang atau berkedip.
  • Mengonsumsi obat-obatan tertentu, seperti obat penenang.
  • Mengonsumsi minuman dengan kandungan kafein.
  • Memiliki rambut yang berminyak atau adanya semprotan rambut.